Cara Gampang Dalam Islam Membongkar Diam-Diam Kepribadian Lelaki


 Syaikh Abdul Malik Ramadhani Hafizhahullah Cara Praktis Dalam Islam Membongkar Rahasia Kepribadian Lelaki

Oleh

Syaikh Abdul Malik Ramadhani Hafizhahullah

‘Aisyah Radhiyallahu ‘anha meriwayatkan, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda :

Ø®َÙŠْرُÙƒُÙ…ْ Ø®َÙŠْرُÙƒُÙ…ْ لأَÙ‡ْÙ„ِÙ‡ِ ÙˆَØ£َÙ†َا Ø®َÙŠْرُÙƒُÙ…ْ لأَÙ‡ْÙ„ِÙŠ

“Sebaik-baik kalian yakni orang yang paling baik bagi keluarganya. Dan saya orang yang paling baik bagi keluargaku” [HR. At Tirmidzi no: 3895 dan Ibnu Majah no: 1977 dari sobat Ibnu ‘Abbas. Dan dishahihkan oleh Al Albani dalam Ash Shahihah no: 285].

Hadits di atas, hadits yang sangat mulia. Sebuah hadits yang memperlihatkan biar insan bersikap mulia dan berlaku jujur. Begitu pula bagi seorang suami khususnya, karena ia sebagai pemimpin dan bertanggung jawab kepada keluarga. Maka menjadi keharusan, biar kita mencerna tingkat urgensinya.

ISTRI HARUS DIKASIHI, BUKAN DIPECUNDANGI

Allah membuat perempuan sebagai makhluk yang lemah. Di sisi lain, seorang lelaki ditakdirkan untuk memimpin perempuan dengan kelebihan yang dikaruniakan Allah baginya. Sifatnya yang dominan, ingin mengatur, berkuasa akan tampak dikala berinteraksi dengan anggota keluarga, khususnya sang istri; perempuan absurd yang masuk dalam kehidupan barunya. Tindak-tanduk si istri akan menguji kesabarannya.
Lelaki yang jelek perangainya, akan terdorong berbuat aniaya kepada kaum yang lemah (istrinya).

Kekerasan rumah tangga yang timbul dari suami terhadap istrinya, memperlihatkan bahwa sang suami termasuk prototype orang yang lemah juga. Berbeda kalau seorang suami termasuk sosok yang berkepribadian kuat, tegar lagi kokoh, maka hatinya tidak akan keras. Dia tidak tega berbuat aniaya terhadap kaum yang lemah. Barangsiapa bisa menguasai diri dikala berhadapan dengan mereka, yaitu para wanita, sungguh kebaikan telah muncul pada dirinya.

Al Mubarakfuri dikala membuktikan hadits tersebut dalam kitab Tuhfatul Ahwadzi (4/274) mengatakan: “Mereka (para wanita) yakni orang yang harus dirahmati (dikasihi) karena kelemahan fisik mereka”.
Asy Syaukani menjelaskan makna hadits tersebut dengan menyatakan : “Dalam hadits ini tersimpan catatan penting. Bahwa orang yang paling tinggi derajatnya dalam kebaikan dan paling berhak meraih sifat tersebut ialah, orang-orang yang paling baik perilakunya kepada keluarganya. Sebab, keluarga, mereka itu merupakan orang-orang yang paling berhak dengan wajah manis dan cara bergaul yang baik, curahan kebaikan, diusahakan mendapatkan manfaat, dilindungi dari bahaya. Jika ada lelaki yang demikian, pasti ia berpredikat sebagai insan yang terbaik. Jika ia bersikap sebaliknya, maka ia berada dalam keburukan.

Banyak orang yang terjerumus dalam keteledoran ini. Anda bisa menyaksikan seorang lelaki, bila ia menjumpai keluarganya, maka menjadi sosok yang akhlaknya buruk, sangat pelit dan sedikit sekali berbuat baik kepada mereka. Tetapi, apabila bersama orang lain, maka engkau akan dihormati, akhlaknya melunak, jiwanya menjadi dermawan, ringan tangan. Tidak diragukan, pria semacam ini yakni insan yang terhalang dari taufik Allah, menyimpang dari jalan yang lurus. Semoga Allah memperlihatkan keselamatan bagi kita dari hal itu”.[2]

Sengaja keterangan ulama ini dikutip secara lengkap, alasannya yakni merupakan pesan sangat berharga dari ia bagi para suami dan ayah, yang banyak lalai dari budi pekerti luhur dalam bergaul dengan keluarga.
Anda bisa saksikan, berapa banyak lelaki sangat dekat bersama rekan sejawatnya. Namun tatkala kembali ke rumah, ia menjelma insan yang bakhil, lagi menakutkan. Padahal, semestinya, pihak yang paling pantas mendapatkan kebaikan maupun kelembutannya yakni keluarganya. Pepatah mengatakan, al aqrabin aula bil ma’ruf. Artinya, kaum kerabat paling utama mendapatkan kebaikan.

Jadi, keluarga harus disikapi dengan penuh kasih sayang, kontrol yang baik, sabar terhadap kesalahan dan kekeliruan mereka, serta berusaha mengoreksi kesalahan dengan cara elegan, penuh hikmah, sebagaimana yang ia tunjukkan kepada orang lain di luar rumah.

 Syaikh Abdul Malik Ramadhani Hafizhahullah Cara Praktis Dalam Islam Membongkar Rahasia Kepribadian Lelaki

KENALILAH LELAKI MELALUI INTERAKSINYA DENGAN KELUARGANYA

Sebuah kaidah mengatakan, seseorang akan gampang dikenali di rumah daripada di luar rumah.

Penjelasannya, ia tidak sulit bersikap akal-akalan di luar rumah, memerankan huruf yang berbeda dari huruf aslinya. Orang yang terbiasa kasar, bisa menampilkan huruf yang simpatik, sabar terhadap kesalahan orang lain di luar rumah. Karena kebersamaannya dengan orang lain di luar rumah sejenak. Bisa cuma setengah jam atau hanya satu jam.

Bersama mereka, orang sanggup bersandiwara menyerupai yang dilakukan para hipokrit dan pegawai-pegawai. Memperlihatkan budi pekerti yang baik, jauh dari tindakan yang tak bermoral. Berbeda dikala di rumah, ia akan susah memerankan dramanya sepanjang waktu. Sebab waktunya lama. Kesabarannya untuk bermuka dua akan terkikis seiring dengan perjalanan detik demi detik, sehingga akan kembali kepada kepribadian aslinya. Disebutkan oleh pepatah, kepura-puraan akan terkalahkan oleh sikap bawaan.

Terkadang, sikap yang berpura-pura bermuka baik dalam waktu yang sementara bisa dilewatinya dengan sukses, menyerupai sikap sejumlah lelaki yang kurang bermoral dikala akan meminang seorang gadis. Pihak lelaki memperlihatkan eksklusif yang baik untuk menjaga imej, sehingga keburukan perangainya ditutupinya serapat mungkin. Pernikahanlah yang akan membongkarnya. Sehingga tak tidak mungkin sanggup memicu timbulnya perceraian antara pasangan suami istri, karena adanya unsur tipuan dan kamuflase dikala proses nazhar (perkenalan) sebelum pernikahan.

Jadi, di rumah, kepribadian seorang suami akan gampang diketahui. Apakah ia seorang eksklusif yang lembut atau berperangai kasar? Apakah ia gemar memberi atau pelit? Apakah ia hening atau orang yang gampang kalut? Pergaulan di rumah akan memberitahukan secara sempurna keaslian huruf lelaki. Maka, kenalilah diri Anda dikala berada di dalam rumah. Bagaimanakah kesabaran Anda dikala berhadapan dengan anak-anak? Bagaimana sikap Anda menghadapi kelemahan istri? Bagaimana ketegaran Anda dalam memikul tanggung jawab keluarga? Orang yang tidak cakap memimpin rumah tangga, pasti tidak bisa untuk mengarahkan umat manusia. Inilah diam-diam dari sabda Nabi n di permulaan goresan pena ini.

TETANGGA JUGA MENJADI BAROMETER

Semakna dengan hadits di atas, yaitu sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam :

Ø®َÙŠْرُ ْالأَصْØ­َابِ عِÙ†ْدَ اللهِ Ø®َÙŠْرُÙ‡ُÙ…ْ Ù„ِصَاحِبِÙ‡ِ ÙˆَØ®َÙŠْرُ الْجِيرَانِ عِÙ†ْدَ اللهِ Ø®َÙŠْرُÙ‡ُÙ…ْ Ù„ِجَارِÙ‡ِ

“Sebaik-baik mitra yakni orang yang paling baik kepada kawannya. Dan sebaik-baik tetangga yakni orang yang paling baik kepada tetangganya”[3].

Keberadaan tetangga atau para koleganya tidak berbeda dengan anggota keluarga dalam mempengaruhi kepribadian seseorang. Saking seringnya berinteraksi, mereka bisa mengetahui dan meneropong rahasianya yang tidak diketahui oleh orang yang masih absurd terhadap dirinya. Kebaikannya dibuktikan dengan besarnya kesabaran dirinya dikala menghabiskan waktu bersama tetangga atau para koleganya. Oleh karena itu, para tetangga dan mitra tidak akan melontarkan kebanggaan dan sanjungan, kecuali sehabis mereka melihat cara pergaulan yang baik dan moral yang luhur pada dirinya. Maka, kembali kepada sebuah pedoman, seseorang tidak bisa dikenali dengan baik kecuali melalui pergaulan. Rahasia ini hanya berada di tangan keluarga, tetangga dan sobat dekat.

Ada orang yang sangat pemalu, lembek, cengeng terhadap sebuah gangguan, sehingga ia mengisolasi diri dari masyarakatnya. Orang-orang pun menilainya sebagai eksklusif yang pendiam, mulia, mulutnya terjaga dari ghibah. Tetapi, ternyata evaluasi ini bertolak belakang. Karena, realitanya, kepada keluarganya ia bersikap kasar, suka menyakiti anggota keluarga lainnya. Dia tidak bisa menampilkan potret dirinya di masyarakat, karena rendah dirinya dikala bertemu dengan orang-orang asing. Dan, ini yang penting, kekerasan eksklusif pada diri seseorang, sebetulnya muncul karena kesalahannya sendiri. Dia bahagia mengurung diri dari pergaulan luar. Orang-orang menyerupai ini, tidak mungkin dikenali dengan baik, kecuali melalui pengukuhan anggota keluarganya.

Maka, hadits di atas merupakan sebuah hadits yang sangat penting. Kendati ringkas lafazhnya, tetapi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memperlihatkan pemikiran yang terperinci untuk mengenal seseorang.
Wallahu a’lam.

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 10/Tahun IX/1426H/2005M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-761016]
________
Footnote
[1]. Diringkas dari kitab Al Mau’izhatul Hasanah fi Akhlaqil Hasanah, hlm 74-82, karya Syaikh Abdul Malik Ramadhani hafizhahullah Cet.II Th. 1426 H.
[2]. Nailul Authar (6/360).
[3]. HR At Tirmidzi, no. 1944 dishahihkan oleh Syaikh al Albani.


Sumber 




Terima Kasih sudah membaca, Jika artikel ini bermanfaat, Yuk bagikan ke orang terdekatmu. Sekaligus LIKE fanspage kami juga untuk mengetahui informasi menarik lainnya  @Tahukah.Anda.News

republished by Ayo Jalan Terus! -  Suarakan Fakta dan Kebenaran ! 



Berlangganan update artikel terbaru via email:

Belum ada Komentar untuk "Cara Gampang Dalam Islam Membongkar Diam-Diam Kepribadian Lelaki"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel